"Pembaruan nyata-nyata bukan
sama sekali pembentukan sesuatu yang benar-benar baru. Ia lebih pada
sebuah bentuk transformasi dengan perangkat yang lebih lengkap dan siap dalam
menghadapi tantangan yang ada di depan mata."
Yup! Sebuah pembaruan memang seperti itu. Sebuah
bentukan hasil perubahan yang merupakan tuntutan dalam menghadapi hidup yang
lebih berkualitas. Pada satu titik tertentu, pembaruan mau tak mau harus
terjadi pada diri perempuan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan perannya dalam keluarga maupun masyarakat. Di
titik manakah itu?… Apakah semua perempuan dapat memilih untuk melakukan pembaruan diri
atau tidak?…. Sebelum menjawabnya, marilah sejenak kita para perempuan belajar dari pembaruan diri yang terjadi pada
ELANG.
Elang dikenal sebagai burung pemangsa berukuran besar,
memiliki kemampuan terbang yang kuat, sayap yang lebar, paruh yang besar dan
tajam, serta kuku yang kuat. Elang juga memiliki penglihatan tajam untuk
melihat mangsa dari jarak yang jauh. Elang dikenal mampu membuat sarang di
ketinggian. Padahal semua tahu bahwa di ketinggian, angin selalu bertiup sangat
kencang.
Di sisi lain, elang merupakan jenis unggas yang
mempunyai umur paling panjang di dunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi
untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan
yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua.
Paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya.
Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat, sehingga
sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua
pilihan: sekarat menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi
yang sangat menyakitkan sepanjang 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas
puncak gunung. Di sana elang kemudian membuat sarang di tepi jurang. Ia berhenti
dan tinggal di sana selama proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada
batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya. Kemudian sang
elang berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang
baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya yang sudah tua.
Ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi
satu. Ini menjadi suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan
kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang
kembali setelah proses menyakitkan selama 5 bulan dilaluinya. Kini elang
siap untuk hidup 30 tahun lagi dengan cakar yang kuat, paruh yang baru, dan
bulu-bulu yang memungkinkannya untuk terbang mengepak sayap di ketinggian
angkasa.
Semua elang melakukan proses pembaruan ini. Mereka
para elang tidak mau hanya hidup selama 40 tahun. Elang tanpa berfikir
menyorongkan dirinya untuk proses pembaruan diri agar bisa survive di kehidupan
sampai 30 tahun ke depan.
Nah, belajar dari proses yang dialami elang, apakah
kita para perempuan yang hari demi hari
menghadapi tantangan hidup yang makin besar hanya akan berdiam diri dan
menunggu saat sekarat?…. Jawabnya tentu TIDAK. Dan kita para perempuan tak perlu menunggu sampai berusia 40 tahun
untuk melakukan sebuah pembaruan diri. Kita akan melakukannya setiap kali
kompetensi kita sudah tidak dapat lagi menjawab tantangan zaman. Proses
pembaruan itu sendiri jelas menyakitkan. Perlu pengorbanan. Dan seringkali
membuat kita harus pergi dari zona nyaman yang selama ini mengunci kita. Namun,
jika tak ingin sekarat dilindas zaman, ayo mari selalu memperbarui diri kita,
semangat kita, dan kompetensi kita.
Tantangan bagi para perempuan ?…. Siapa takut?… Karena
setiap perempuan dibekali Tuhan dengan
potensi tersendiri, dan para perempuan dapat memilih untuk melakukan pembaruan diri. Maka
perempuan dapat terbang tinggi setinggi
elang. Pastinya….
#diramu dari berbagai sumber, dipublikasikan di rubrik
keputrian Majalah Internal BUMN di Jakarta, November 2010.
Namun ibrohnya saya rasa perlu diambil setiap saat bagi perempuan
pembaharu. Semangat bundaaaa.......!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar