Selingkuh tak pernah mengenal siapa dan di mana. Laki-laki
maupun perempuan. Walau perempuan kelihatannya lebih sulit untuk memulai, namun
justru lebih mudah untuk mengundang. Terutama untuk para perempuan berusia
sekitar 35 tahun, nampaknya sinyal rawan patut anda perhatikan baik-baik. Seringkali,
semua berawal dari sesuatu yang dinilai “biasa” dan tanpa disadari.
Kenapa perempuan 35 tahun rawan selingkuh? Baiklah
kita analisa. Istri, usia 35 tahun, bekerja di kantor dengan jabatan melampaui middle
management, biasanya telah melewati masa sulit dalam pekerjaannya, dan
memperoleh pencapaian yang tidak sedikit. Dalam keluarga, perempuan karier
seusia ini biasanya telah melahirkan dua sampai tiga kali, dan anak-anak sedang
dalam masa pertumbuhan antara balita hingga menjelang ABG (Anak Baru Gede). Bisa
dibilang, di usia ini perempuan berada dalam kondisi mapan, baik keuangan,
karier, dan keluarga. Besar kemungkinan, pasangan (suami) juga dalam kondisi
karier yang setara atau bahkan lebih maju dari istrinya.
Namun, jangan salah….. kondisi mapan ini justru
menjadi bumerang. Sang perempuan, yang nampaknya telah memiliki segala
yang didambakan oleh perempuan masa kini, bisa terjebak dalam sebuah
perselingkuhan. Perempuan di usia 35, cenderung menjadi lebih”centil”.
Dalam arti, ia lebih memperhatikan penampilan dan memoles diri. Didukung
dengan keuangan yang memadai untuk beragam perawatan wajah dan tubuh, mereka
mampu menyulap penampilan menjadi lebih segar, muda dan menarik. Dipadukan
dengan kematangan emosi dan hormonal, mereka tampil menjadi wanita dewasa yang smart,
menarik, memancarkan aura positif, full of passion, dan mandiri
sehingga tidak sedikit memikat laki-laki di sekelilingnya.
Jenis laki-laki yang terpikat, berdasarkan pengamatan
saya adalah mereka yang terdera kebosanan tingkat tinggi dalam keluaga akibat
istri yang “ngga nyambung” karena perbedaan level pendidikan atau sosial. Jenis
lainnya, adalah pria yang tiba-tiba menemukan kedewasaan dan kematangan yang
selama ini dicari namun tak pernah didapatkan dalam figur istri. Namun bisa
jadi juga para suami yang memiliki istri yang sedemikian sempurnanya namun
tidak sehangat dan sepositif si 35 yang dikenalnya ini. Memang, rumput
tetangga selalu nampak lebih subur dan hijau ya… Semua itu tidak bisa dijadikan
pembenaran untuk para pria boleh berselingkuh tentunya. Namun, demikianlah
kenyataannya yang terjadi.
Si 35 tak bisa juga disalahkan sebagai penyebab
perselingkuhan, karena secara natural mungkin semua perempuan dalam kategori
ini akan bergerak ke arah yang sama. Menampilkan diri sebagai perempuan
karier yang pandai merawat diri, smart, begairah, penuh perhatian
dan beraura positif. Demikian juga para lelaki yang terpikat, mereka secara
natural juga mungkin tidak secara sengaja melakukan niat berselingkuh. Namun,
fenomenanya adalah bahwa kejadian dimulai dari kedekatan sebagai teman atau
sahabat antara si lelaki dengan si 35 karena merasakan ada yang klop. Sayangnya,
si 35 kerap tak menyadari bahwa kedekatan ini awalnya karena “undangan”
darinya.
Kesempatan untuk membina kedekatan antara si 35 dengan
lelaki yang terpikat dengannya menjadi semakin besar karena tanpa disadari
keduanya semakin lama semakin menemukan pengisi kekosongan yang mudah dan
nyaris tanpa halangan.Kenapa lelaki justru terpikat pada si 35 dan bukan pada
wanita usia sekitar 28 sampai 30 tahun yang secara fisik kebanyakan jauh lebih
menarik?
Perselingkuhan semata-mata bukan soal fisik, namun lebih pada
emosional. Laki-laki sebagai pihak yang sering melihat kesempatan sebagai
berkah, lebih memilih si 35 karena selain mendapatkan apa yang diinginkannya,
ia tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Si 35 sangat mandiri dalam keuangan dan
tidak menuntut macam-macam selain berterima kasih. Ketika si 35
mendapatkan pengakuan atas pencapaiannya dari laki-laki lain yang bukan
suaminya, pada saat itulah kedekatan fisik dan emosi yang mengarah pada
perselingkuhan akan dimulai. Itu sebabnya saya berpendapat, perempuan usia
35 tahun rawan selingkuh.
Tidak ada satupun pembenaran untuk melakukan selingkuh.
Saya pikir, semua pasangan yang berkomitmen untuk mewujudkan rumah tangga yang
sakinah mawaddah warahmah menyetujui pendapat saya itu. Namun, istri dan
suami perlu waspada bahwa bibit selingkuh itu bukanlah hal yang kasat mata,
sering tak disadari bahkan setelah perselingkuhan itu melewati tahap introduction…Ibaratnya
kalau membaca buku, bab pendahuluannya sudah lewat, sudah masuk ke bab-bab isi,
tapi belum menyadari bahwa selingkuh itu telah terjadi.. Ia lebih pada nilai
emosi yang tidak terpenuhi dan tidak disadari sejak awal lalu menenui pipa
penyaluran yang salah. Kuncinya hanyalah memperbaiki komunikasi verbal dan
nonverbal antara suami istri, membuang ego ke jurang terdalam, dan memposisikan
peran suami istri pada tempatnya.
Tidak ada jalan lain bagi si 35 untuk selalu
introspeksi, dari waktu ke waktu, menyadari bahwa keberadaan dirinya perlu
diseimbangkan dengan kesadaran bahwa dia adalah ibu bagi anak-anak, istri bagi
suami, dan perempuan yang menunaikan tanggung jawab sosial pada lingkungannya. Iman
setipis kulit bawangpun rasanya tak pernah mengijinkan sebuah kedekatan
berkembang menjadi perselingkuhan yang selalu membawa kepedihan pada akhirnya.
Sekarang, anda si 35 punya pilihan, di titik rawan
anda mau bagaimana?… Saya hanya sekedar memberikan inspirasi dan ilustrasi……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar