Rabu, 10 Desember 2014

“Ibu Bekerja PASTI BISA Berikan ASI Eksklusif”



YUP, Pasti Bisa.  Kenapa tidak?......  Kalau Anda ibu bekerja yang meninggalkan bayi hingga lebih dari 12 jam setiap harinya, dan menyerah untuk berjuang memberikan ASI eksklusif, kini saatnya meyakinkan diri kembali bahwa itu bukan suatu kemustahilan. Itu hal yang mungkin dan layak diperjuangkan. Karena taruhannya adalah generasi setelah kita.  YA, dan sesungguhnya di luar sana dari Sabang sampai Merauke, ada ribuan bahkan jutaan ibu bekerja yang juga sedang memperjuangkan hal yang sama untuk perbaikan generasi negeri ini. Hal yang sama juga terjadi di belahan bumi sebelah sana. Gerakan Pemberian ASI Eksklusif harus mendunia!

Jangan kuatir, hak-hak ibu bekerja untuk tetap dapat memberikan ASI eksklusif serta penyediaan Ruang Laktasi bagi pekerja perempuan yang menyusui dijamin oleh kebijakan Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang No.36/2009 tentang Kesehatan (pasal 128) dan Peraturan PP No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.  Pasal 128 Undang - Undang No. 36/2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa:
1.    Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis
2.    Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus
3.    Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan di tempat sarana umum
Sedangkan poin f pada pasal 37 PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif menyebutkan bahwa pihak eksternal wajib menciptakan kesempatan agar ibu dapat memerah ASI dan/atau menyusui bayinya di tempat kerja.

Perihal pentingnya ASI dan fasilitas Ruang Laktasi bagi pekerja perempuan yang menyusui juga ditandai dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama 3 Kementerian ( Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kementerian Kesehatan) pada tahun 2012. SKB ini difokuskan pada 2 (dua) hal yaitu pemberian kesempatan pada Ibu bekerja untuk menyusui dan atau memerah selama jam kerja serta penyediaan sarana ruang atau pojok untuk memerah dan/atau menyusui.


Dari segi kebijakan, Pemerintah Indonesia cukup responsif dalam mendukung agar ibu bekerja sukses menyusui secara eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih. Walaupun kebijakan ini mungkin belum sepenuhnya mendapatkan respon yang positif dari pihak-pihak yang terkait.  Jangan jadikan itu sebagai kendala. Lebih baik, jadikan sebagai acuan dasar memperjuangkan hak-hak yang sepantasnya diperjuangkan.  Setuju ?

Izinkan saya sekedar sharing beberapa tips “Sukses Menyusui Bagi Ibu Bekerja” berdasarkan pernak pernik episode menyusui yang pernah saya alami.  Sukses di sini maksudnya adalah berhasil memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi dan melanjutkan pemberian ASI hingga dua tahun atau lebih, dan bayi tumbuh sehat dalam tumbuh kembangnya.  Ini tips nya:

Sebelum melahirkan:
  1. Sejak usia kehamilan memasuki bulan ke 7, pelajari seluk beluk breastfeeding mencakup pengetahuan ASI, mekanisme kerja hormon (oksitosin, prolaktin, inhibitor) pada masa menyusui, profil dan kerja organ payudara dalam produksi ASI, teknik memerah dan menyimpan ASI perah, teknik memberikan ASIP pada bayi, teknik menyusui yang benar, dan updating info seputar hal-hal di atas. Info seputar hal tersebut dapat secara mudah diperoleh dari buku-buku, situs kesehatan, dan komunitas ibu hamil serta menyusui.
  2.  Mengkomunikasikan seluk beluk breasfeeding kepada suami (utk mempersiapkan jadi ayah ASI), keluarga dekat yang akan mendampingi pada masa melahirkan dan menyusui, serta calon asisten/ pengasuh bayi. 
  3.  Mulai bergabung dengan komunitas pro ASI dan aktif memperbaharui informasi.
  4. Mempersiapkan peralatan perah yang sesuai di samping tetap bersiap dan belajar memerah dengan tangan (mermet).
  5. Membersihkan payudara secara lembut dan teratur agar tidak terjadi penyumbatan.


Sesudah melahirkan:

  1. Melahirkan di RS/klinik/bidan yang pro ASI, Upayakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) minimal 1 jam, dan upayakan rawat gabung (ibu dan bayi dalam 1 kamar, tidak dipisah).
  2. Mulai menyusui sesegera mungkin walau bayi belum tampak minta menyusu.  Dengan sering mendekap bayi di dada akan membuatnya merasa nyaman,  Kontak antara ibu dan bayi akan terjalin sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang ibu dan tanggung jawab memberikan yang terbaik untuk bayi
  3. Tidak perlu kuatir jika ASI tidak segera keluar.  Rasa kuatir hanya akan memperburuk kerja hormon.  Bersikap dan berpikir positif dan lakukan upaya yang sesuai untuk kasus Anda dengan berkonsultasi pada konselor ASI yang dapat dipercaya.
  4. Bayi normal tanpa indikasi medis mampu bertahan tanpa menyusu hingga 3 kali 24 jam, karenanya jangan kuatir bila pada tiga hari awal kehidupannya bayi tampak belum mau menyusu. Namun tetap dekatkan bayi ke dada ibu dan biarkan bayi merasakan dekapan hangat ibu. Cadangan makanan dalam tubuh bayi yang diperoleh selama dalam kandungan membuatnya masih survive selama 3 kali 24 jam.  Setelah buang air besar yang pertama (keluarnya meconium), biasanya bayi mulai menyusu dengan lebih intensif karena kebutuhan tubuhnya.
  5. Hanya menyusui bayi dengan ASI, tidak menambahnya dengan cairan apapun yang lain.  Yakinlah bahwa yang dibutuhkan bayi baru lahir hingga usia 6 bulan HANYA ASI. Pemberian cairan lain justru akan mempengaruhi produksi ASI.
  6. Perhatikan posisi dan perlekatan yang benar antara mulut bayi dan payudara ibu.  Posisi menyusui yang benar adalah sebagian besar (sekitar dua pertiga) areola masuk ke dalam mulut bayi saat menyusu, bukan hanya puting. Ini untuk memaksimalkan pemompaan alami gerakan mulut bayi yang akan mengeluarkan ASI dari sumbernya.
  7. Upayakan menyusui dan memerah ASI secara teratur.  Jangan melewati waktu memerah karena akan mempengaruhi hasil ASI perah secara kuantitas.  Disiplin menyusui dan memerah akan menjaga keberlangsungan produksi ASI.
  8. Beritahu rekan sekerja atau atasan Anda bahwa Anda dalam masa menyusui dan katakan pada jam-jam tertentu Anda berada di Ruang Laktasi untuk memerah ASI.  Sehingga, mereka tahu dan memahami kondisi Anda. Usahakan disiplin dalam hal waktu. Tetap laksanakan tugas-tugas dengan rapi sehingga orang-orang di sekeliling kita tetap appreciate melihat ibu menyusui yang penuh semangat.
  9. Menyusui sesering mungkin dan sesuka kapanpun bayi menginginkan jauh lebih baik, karena akan menjaga ASI diproduksi terus sebanyak kebutuhan yang dikeluarkan.
  10. Selalu berpikir positif dan percaya diri bahwa kita mampu untuk menyusui bayi.  Jangan mudah terpengaruh dengan ucapan nyinyir atau sinis orang lain karena kitalah ibu bagi bayi kita dan sebagai ibu kita mempunyai tanggung jawab utama terhadap anak-anak kita, bukan tanggung jawab dari orang-orang yang rajin mengomentari Anda.
  11.  Makan makanan bergizi dan  minum air putih dalam jumlah yang cukup, disertai dengan istirahat yang juga cukup agar stamina tubuh terjaga dan produksi ASI baik kualitas maupun kuantitas dapat berlangsung baik.
  12. Perbanyak doa dan ibadah menurut agama yang Anda anut.  Pertajam sisi ruhaniah kita, agar hati selalu tenang dan tenteram.
  13. Ciptakan mood booster, suasana hati yang riang gembira, penuh syukur dan berserah diri pada kekuasaan Tuhan, sehingga akan mempengaruhi kerja hormon dalam produksi dan kelancaran pengeluaran ASI.
  14. Jangan berkecil hati ketika hasil ASI perah tidak sebanyak yang diperkirakan, dan tidak usah membanding-bandingkan dengan jumlah ASI perah orang lain.  Syukuri setiap hasil perah ASI Anda dan sertai dengan sejumput doa untuk bayi Anda.  Tetap berpikir positif bahwa selanjutnya hasil perah akan lebih banyak, lebih berkualitas, lebih baik.  Percayalah, ini akan mempengaruhi kerja hormon dalam tubuh Anda.
  15. Manage stress dengan bijaksana.  Jangan biarkan perilaku Anda dipengaruhi dan diatur oleh tekanan hidup.  Beri kesempatan pada diri sendiri untuk menjadi subjek yang memiliki tujuan.  Tidak seorangpun berhak mengacau tujuan Anda kecuali taqdir dan ketentuan Allah.
  16. Sesuaikan target pencapaian karier anda.  Realistislah dengan kondisi Anda.  Jika anda mampu, tidak menjadi masalah.  Namun jangan memaksakan diri, apalagi mengorbankan masa menyusui untuk sebuah pencapaian karier yang lebih tinggi.  Anda yang tahu betul kapan Anda harus berjalan perlahan tetapi pasti, dan kapan Anda bisa lari sprint.
  17. Bergabung dalam komunitas ibu menyusui akan sangat menguntungkan karena Anda dapat saling berbagi pengalaman dengan sesama ibu menyusui.  Peer communication terbukti sangat ampuh untuk menumbuhkan semangat karena kita jadi tahu bahwa sekian banyak perempuan dalam posisi yang sama dan mereka bisa melalui tahapan periode menyusui dengan sukses!!..  Betapa itu cambuk semangat yang sangat ampuh!!


Hmmmm.... apalagi ya tips nya?... Sementara hanya itu yang terpikirkan.  Oya, jangan lupa.... setelah terasa lancar dan nyaman menyusui, biarkan bayi menyusu sekehendak hati mereka.  Jangan dibatasi.  Itulah hak mereka.  Kita sebagai ibu wajib memenuhi.  ASI adalah air kehidupan, yang sudah semestinya diberikan kepada anak kita dengan penuh rasa cinta kasih.  Ciptakan momen mendekatkan jiwa dan raga pada anak kita saat menyusui. Jangan menyusui sambil ngomel, mainan handphone, apalagi dengan hati kesal.  Bayi akan merasakan itu.  Sampai genap dua tahun, penuhi.  Lebih pun tak jadi soal, jangan paksa penyapihannya. Ada cara yang alami menyapih bayi (weaning with love). Yang ini akan ditulis artikelnya tersendiri.

Tetap semangat ibu bekerja....Tetap semangat ibu menyusui..... Salam semangat!!!


** Jakarta, 10 Desember 2014
Ditulis dengan sangat sangat bersemangat di jam istirahat kantor.  Semangat semangat semangat!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Profesionalisme Terintegrasi Seorang Ibu: Ini Versi Saya

Profesional bukan cuma buat jenis-jenis pekerjaan di ranah publik. Menjadi ibu yang berkiprah di ranah domestik maupun di ranah pu...